Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa macam perencanaan pemasaran, berupa:
- Perencanaan pasar yang strategis (Strategic Market Planning)
2. Perencanaan Strategis Pemasaran Perusahaan (Corporate Marketing Planning)
Perencanaan ini merupakan perencanaan jangka panjang yang bersifat menyeluruh dan strategis, yang merumuskan berbagai strategi dan program pokok dibidang pemasaran perusahaan, yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam suatu jangka waktu tertentu. Dalam melakukan perencanaan ini, dilaksanakan:
a Analisis sumber daya dan lingkungan perusahaan.
b Analisis situasi yang mencakup: analisis pasar dan segmentasinya.
c Penetapan strategi perusahaan dengan mempertimbangkan pasar dan produk, yang dapat berupa:
- strategi penetrasi pasar, untuk jenis produk yang lama dan pasar yang lama.
- strategi pengembangan produk, untuk jenis produk yang baru dana pasar yang lama.
- strategi pengembangan pasar, untuk jenis produk yang lama dan pasar yang baru.
- strategi diversifikasi, untuk jenis produk yang baru dan pasar yang baru.
Perencanaan ini berkaitan dengan usaha untuk memasarkan produk perusahaan. Perencanaan ini mencakup strategi pemasaran yang terpadu. Yang dimaksud dengan acuan pemasaran (marketing mix), yaitu strategi produk., strategi harga, distribusi dan strategi promosi.
4. Perencanaan pemasaran yang operasional (Operational Marketing Planning)
Perencanaan ini merupakan perencanaan kegiatan pelaksanaan dibidang pemasaran yang rinci atas daerah/wilayah niaga, produk, dan waktu.
Dalam perencaan ini akan mencskup:
a Rencana penjualan per daerah, per produk, dan per bulan.
b Rencana penyaluran atau distribusi.
c Rencana promosi per produk, per daerah dan per bulan.
d Rencana penelitian dan pengembangan pasar.
e Rencana penelitian dan pengembangan produk.
Masalah dan kendala dalam perencanaan pasar :
• Kemampuan peramalan
Kemampuan untuk mengantisipasi kejadian yang akan dating dalam dunia bisnis.
• Akses kepada sumber informasi
Terbatasnya sumber informasi yang diterima, jadi kita tidak mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan.
• Waktu yang terbatas
Waktu yang terbatas dalam membuat rencana, jadi perencanaan yang dibuat tidak matang.
• Koordinasi proses perencanaan
Tidak adanya koordinasi dalam membuat perencanaan
• Implementasi perencanaan pasar
Pengertian Kontingensi dan Perencanaan Kontingensi
Kontingensi (contingency) adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi mungkin juga tidak akan terjadi (Oxford Dictionary & BNPB, 2011). Sedankan menurut Childs & Dietrich (2002) kontinjensi adalah:
“The additional effort to be prepared for unexpected or quickly changing circumstances” (Childs & Dietrich, 2002: 241)
Perecanaan kontinjensi pada hakikatnya adalah suatu proses identifikasi dan penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi tersebut.
Beberapa lembaga internasional telah memberikan definisi perencanaan kontinjensi yang lengkap, diantaranya:
1. UNISDR yang mendefinisikan perencanaan kontinjensi sebagai proses manajemen yang menganalisis potensi kejadian atau sistuasi tertentu yang bisa mengancam masyarakat atau lingkungan dan proses menetapkan pengaturan awal, agar mampu merespon ancaman tersebut secara tepat waktu, efektif, dan sesuai (Vidiarina, undated).
2. IASC yang mendefinisikan perencanaan kontinjensi sebagai proses untuk menentukan tujuan, pendekatan, dan prosedur program untuk menanggapi situasi yang diperkirakan akan terjadi, termasuk mengidentifikasi kejadian tersebut dan membuat skenario serta rencana yang tepat untuk mempersiapkan dan menanggapinya secara efektif (Vidiarina, undated).
3. IFRC yang mendefinisikan perencanaan kontinjensi sebagai proses untuk menentukan prosedur operasional dalam merespon kejadian khusus atau risiko berdasarkan pada sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki dan memenuhi syarat sehingga respon bisa dilakukan secara tepat waktu, efektif, dan sesuai (Vidiarina, undated).
Dari berbagai definisi di atas bisa diketahui bahwa tujuan utama dari perencanaan kontinjensi adalah untuk meminimalisir dampak dari ketidakpastian dengan melakukan pengembangan skenario dan proyeksi kebutuhan saat keadaan darurat terjadi. Suatu rencana kontinjensi mungkin saja tidak pernah diaktifkan jika keadaan yang diperkirakan tidak pernah terjadi.
2.2 Penggunaan Perencanaan Kontinjesi
Perencanaan kontinjensi merupakan salah satu dari berbagai rencana yang digunakan dalam siklus manajemen risiko. Berikut dijelaskan aktivitas yang dilakukan dan rencana yang digunakan dari tahapan-tahapan siklus manajemen risiko:
Tabel 1: Aktivitas dan Rencana yang Digunakan dalam Siklus Manajemen Risiko
Siklus | Aktivitas | Rencana |
Situasi tidak terjadi bencana | Pencegahan dan mitigasi | Rencana mitigasi |
Situasi berpotensi bencana | Kesiapsiagaan | Rencana kontinjensi |
Terjadi bencana | Tanggap darurat | Rencana operasi |
Setelah terjadi bencana | Pemulihan | Rencana pemulihan |
Sumber: BNPB (2011)
Dari tabel di atas bisa dilahat bahwa perencanaan kontinjensi dilakukan ketika terdapat potensi untuk terjadinya bencanan atau pada tahap aktivitas kesiapsiagaan. Siklus manajemen risiko tersebut (termasuk perencanaan kontijensi) selain digunakan dalam pengelolaan bencana berbasis kewilayahan, biasanya juga digunakan dalam bidang militer, bisnis, dan proyek pembangunan infrastruktur.
Beberapa tahapan kunci dalam perencanaan kontingensi adalah:
Beberapa tahapan kunci dalam perencanaan kontingensi adalah:
- Organisasi menyadari pentingnya penyusunan rencana kontingensi
- Organisasi mengidentifikasi skenario krisis dan semua kemungkinan yang merugikan
- Organisasi menentukan konsekuensi dan kemungkinan dari peristiwa tersebut
- Organisasi melakukan asesmen terhadap peristiwa tersebut
- Organisasi menyusun rencana mitigasi terhadap peristiwa tersebut
- Organisasi menyiapkan rencana kontingensi serta menentukan tugas dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat
- Organisasi melakukan uji coba atas rencana kontingensi tersebut (simulasi krisis)
Terima kasih atas komentarnya
Terima Kasih Komentarnya...